Hwaaaahh..lama tidak blogging.. Jadi malu dengan diri sendiri.. (huehehe) Beberapa waktu terakhir saya memang hanya bisa merekam kejadian-kejadian yang menarik dalam pikiran saya, tapi aplikasi nol besar I'm not really good at words Dan saya seringkali berlagak sok sibuk sampai tidak dapat meluangkan waktu untuk membuka blog ini
Ayah saya pada suatu hari pernah berkata kepada saya untuk belajar menulis Menulis apa saja, katanya Saat saya masih kecil, setiap pulang dari bepergian ke suatu tempat, saya harus menulis sesuatu tentang perjalanan tersebut *pernah mengalami hal yang sama?* Lebih bagus lagi jika saya berminat menulis hal-hal yang berat, seperti suatu karya ilmiah misalnya Menurutnya, menulis membuka wawasan kita lebih luas, melihat masalah dari berbagai sudut pandang, dan memacu kita untuk belajar lagi dan lagi I was 16 on that time Mengapa ayah saya tidak berkata seperti itu waktu usia saya lebih muda lagi ya? Agar saya tidak terlalu menyesal seperti sekarang telah membuang-buang banyak waktu dengan hal-hal yang tidak penting
Well, prolog yang panjang, seperti biasa..
Saat ini saya sedang berada di tengah-tengah ramainya koas-koas forensik yang sibuk dengan urusan masing-masing Ada yang sedang mentranslate bahan referat, ada yang komat-kamit menghafal bahan ujian, ada yg ketawa-ketiwi di salah satu sudut ruangan Dari semua, kebanyakan sedang online, namun yang sedang belajar tidak ada Tetapi yang akan saya ceritakan bukan tentang itu Haha.. *membuang-buang waktu saja*
Lebih dari setahun yang lalu, saya dan teman-teman seperjuangan (baca:sekelas) saya berkesempatan liburan ke negara tetangga Waktu itu sedang "libur singkat", jeda antara akhir sistem Geriatri & Tumbuh Kembang dengan Masa KKN Profesi Kesehatan 2009 Jadi saat itu, kami pergi beramai-ramai, lengkap 22 orang (plok..plok..), dengan budget pas-pasan, selama 8 hari disana It was a very pleasant journey! I'm very glad being around those crazy people, since we met each other on 1st semester Dan hal yang paling membanggakan adalah we arranged our trip ourself! Lebih tepatnya: one of my friend arranged our trip herself! Hehe.. *makasih fifiiii sayaang.. :) :)* Kami berangkat dengan tiket murah, menginap di homestay yang juga murah dan nyaman, bertandang ke Fakulti Perubatan Universiti Kebangsaan Malaysia, jalan-jalan ke almost semua objek menarik di Malaysia, makan enak di tempat biasa (kadang ditraktir atau di rumah keluarga teman sejawat Malaysia kami), pindah ke satu tempat ke tempat lain dengan public transport, belanja di pasar spesialis barang tiruan, dan tidak lupa mencoba semua adrenaline game & sport di Genting Highland *makasih juga teman2 malaysia sayaang.. :) :)*
Naah, ada yang menarik yang saya bawa pulang sebagai oleh-oleh untuk diri saya sendiri Most of us, orang Indonesia, is very hard to communicate with foreign people Atau lebih tepatnya, it's very hard for us trying to communicate using foreign language (even for trying!) Atau dengan kata lain, kita jadi enggan berbicara dengan orang asing, malas memulai percakapan, takut bertanya Alasannya, we couldn't find any propriate words to say, we afraid they don't understand about what we are talking, we don't know how to start We prefer to stay quite
Bayangkan diri kalian sedang duduk berdampingan bersama seorang bule di waiting room sebuah airport, misalnya Dia duduk sendirian, sedang memandang tak tentu arah, wajah cukup bersahabat Are u going to greet him? Sekedar berbasa-basi bertanya hendak bepergian kemana ataupun offering any help for him Jawaban saya sendiri, saya akan tersenyum padanya sekena saja dan berbincang dengannya jika dirinya yang memulai percakapan *see?!*
21 orang teman saya yang saya jadikan sampel orang Indonesia dalam "pengamatan" ini, juga kurang lebih sama Dari 21 orang sampel, hanya sekitar 5 orang saja yang tidak tinggal diam jika ada kesempatan berbincang dengan orang asing Diantaranya, 2 orang memiliki kemampuan berbahasa asing di atas rata-rata, 2 orang dapat berbahasa asing dengan level cukup namun tidak terlalu dapat mendominasi pembicaraan, dan 1 orang dapat berbahasa asing sekelas anak SMP jaman sekarang (baca:bahasa inggris patah-patah) namun sangat antusias bercerita dengan bule-bule yang dijumpainya Selain 5 orang diatas, mereka memilih level aman dengan bergaul hanya dengan bangsa sejenis Padahal mereka juga punya cukup kemampuan cuap-cuap dalam bahasa asing Sebagian karena merasa bicara dengan bule tidak terlalu penting, sebagian karena takut bakal tidak dimengerti sama si bule, sebagian karena absolutely cuek bebek sama hal beginian
Mungkin bagi sebagian orang, hal ini tidak terlalu penting Ga ada kerjaan kali yee, memikirkan hal beginian di tengah-tengah liburan yang menyenangkan dan jadwal panjang objek yang mesti dikunjungi Tapi saya kadang prihatin dengan keadaan diri saya sendiri I've been on that kind of situation many times Entah ke daerah yang banyak bulenya, atau ketemu bule di warnet, atau berkomunikasi dengan teman-teman asing di kelas saya Tapi, tetap saja masih sulit untuk memulai percakapan dengan mereka I'm good in wiriting, but in times i have to speak out spontaneously, that was the hardest part Buat saya, berbicara dalam diskusi tutorial kelas saja susahnya bukan main Apalagi dalam bahasa inggris Tapi at least, it only happened few years ago
Thanks God, saya bisa belajar di kelas yang katanya "kelas internasional" di salah satu universitas di Makassar Walaupun kecewa dengan janji-jani kelas internasional sejati, tapi I'm really really really thankful i was there Saya merasa seperti kursus bahasa inggris selama 3 tahun, selain belajar ilmu kedokteran di sana Cukup worth it, lah.. *khusus tentang ini, dibahas lain kali saja yaaa..*
Jadi, mudah-mudahan akhirnya ada yang tahu, kalau having a bravery to say "hi, how're u doing?" ke orang asing itu sangat hebat! Seperti 1 orang teman saya yang sebenarnya bahasa inggrisnya di bawah standar (baca:hancur), tapi dia benar-benar berani buat ngajak bicara bule di homestay itu They were very excited each other about what they're talking, and they laughed together at that night Tahu apa yang dikatakan si bule kepada kami malam itu? "There's no need to worry to talk with us.. We're tootttally understand what are you saying.." katanya, dengan mimik cukup mendramatisir Bahkan untuk teman saya yang 1 orang itu, dia cukup mengerti kok
Hmm.. Kalau begini, saya jadi malu dengan diri saya sendiri
Next time i travel to somewhere, i promise i'll greet every foreign people i meet.. Hahaa..
Bersabar adalah manifestasi kepercayaan akan keberadaan Rabb-nya, bentuk nyata prasangka baiknya kepada Sang Khalik yang Maha Mengetahui, Maha Mengasihi dan Maha Penolong. Bersabar juga adalah wujud keyakinan yang muncul dari lubuk hati akan segala nikmat dan karunia yang diberikan Allah dan bentuk kemampuan untuk mempergunakannya dengan optimal.
Kalimat di atas saya baca dari sebuah message yg masuk ke inbox akun saya, berasal dari sebuah grup religi. Very inspiring. Sangat mengena dengan kehidupan kita, terlebih lagi kejadian-kejadian yang belakangan ini saya alami.
Bersabar dalam definisi saya sendiri adalah berpikir optimis ke depan. Karena ketika saya mencoba untuk sabar, saya bukan hanya meredam emosi atau nafsu amarah, tetapi juga mencari suatu makna di balik kejadian itu. Saya hanya berusaha berpikir positif saja dan tidak meledak-ledak meluapkan emosi sesaat. Mungkin karena memang saya tipe orang yang tidak suka mengekspresikan emosi dengan cara yang meledak-ledak, kecuali jika telah melampaui ambang standar saya (everybody has its own limit,right?)
Jadi, kembali ke definisi sabar versi saya. Bersabar bukan hanya sekedar rela menunggu sesuatu, atau melapangkan dada atas suatu musibah, atau mampu meredam amarah (seperti yang telah saya singgung sebelumnya). Jadi, pada keadaan dimana kita harus bersabar, kita akan menerima dengan ikhlas dan sepenuh hati karena kita telah berpikir jauh dan sadar bahwa di balik kejadian ini akan ada hikmah yang kita terima.
So, it’s not only about taking yourself calmed down and strengthen your hearts up.
Sikap sabar memiliki arti yang jauh lebih besar daripada itu.
Kita percaya dengan keberadaan Tuhan sekaligus kita berterimakasih karena masih diberikan nikmat oleh-Nya. Seperti yang saya rasakan saat membaca message tersebut.
Diri saya sendiri, mungkin selama ini telah berusaha keras untuk bersabar kapanpun sikap sabar saya diuji. Dan saya selalu menemukan “hadiah” di balik itu. Life is always fair, I do believe it.
Saya punya sebuah cerita tentang ini. Ketika suatu hari saya pernah kebagian jadwal jaga malam di ruang perinatologi setelah saya jaga siang di ird anak yang telah menguras energy saya seharian. Saya mencak-mencak minta ditukar dengan jaga bangsal kepada kapten jaga malam yang notabene memiliki riwayat ‘salahpaham’ dengan saya beberapa hari sebelumnya. Saya harus benar-benar berusaha sekuat tenaga yang tersisa yang saya miliki untuk menahan emosi saya saat dia hanya dengan santainya mengacuhkan saya. ditambah lagi dengan teman-teman yang ikut memanas-manasi suasana saat itu. Grrrr… rasanya seperti arteri-arteri di kepala ini berdenyut sangat kencang dan akan segera pecah dalam hitungan detik. Kemudian yang saya lakukan hanya menarik napas panjang, lalu pergi berlalu setelah saya bekata padanya dengan sangat sinis. Saya berjalan cepat menuju ruang peri sambil mendinginkan kepala saya, dan voila. Sesampai disana, saya menemukan tidak ada satupun bayi yang mesti dijaga. Saya diminta untuk menuju ruang peri lainnya untuk membantu teman saya yang lain. Huff.. dan akhirnya malam itu saya habiskan dengan tidur semalaman di ruang peri. Hidup benar-benar adil…
I start to get bored, recently about my days, about my routinity, about what i choose in weekend: go out or go to sleep (huff!!)
i tell u what i usually do everyday:
so, i wake up in the morning (not really in the morning!), got rushed (bcoz i always woke up lately) to my college, late in 7.30 lecture, being worried outside my classroom door to decide whether i still can join d'class or not, and then if d'lecturer let me in, i'll take the back seat, prefer to sit alone rather than sit beside someone (otherwise, others always came to sit beside me..), pay attention fully to the lecture, noted something about the lessons, until the lecture is finish
then, i'll go to take lunch with my frens we always go together, so it'll makes sense if 1 of us didn't join, then i'll do the dzuhur prayer inside d'classroom as usual, with me as the "imam" or someone else which i insist to be the "imam"
after the "lessons-stuffs" is over in the afternoon, i'll go home.. but often i'll stay in campus bcoz there is something to do beside "the-lesson-stuffs" i stayed until nite usually, and go home very lately
or if d'lecture is end earlier, my frens and me will go to watch the movie, or go to karaoke, or go to eat out d'campus
then, i came home enter my room and put my bag and socks anywhere, got my body fell to my bed to sleep for a while, after i change my clothes, i'll take some books try to read or learn something, turn on my laptop, connect it to the internet, open my email and fb, and then i forgot my books.
few hours later, u will find me asleep among the books, some papers and my color pen, my socks, my bag, my purse and handphone, packs of snacks, an almost-empty glass of tea around my body in a mess, and my music player on laptop is still singing out loud, and my rooms door is still opened.
i'll wake up in d'middle of d'nite, aware that i had fall asleep for few hours instead of doing something useful, do my "late-prayer", then continue my sleep!
trust me, i'll wake up in the morning lately AGAIN..
seseorang dari masa lalu kembali hadir menambah ramainya memori kepala saya dia tiba-tiba muncul dalam chatroom beberapa jam yang lalu dan berkata akan datang dan ingin menemui saya
saat saya akhirnya offline dari chatroom itu, message alert dari hp saya kemudian berbunyi sms yang masuk ternyata darinya isinya seperti ini: true love never grow old and it never rust
kejadian setahun lalu akan segera terulang kembali namun dengan episode yang berbeda dan dengan ruang konflik yang lebih banyak
sepertinya akan ada banyak air mata, kali ini.. lebih dari yang pernah terjadi setahun lalu lebih dari yang pernah terjadi setahun ini suasana-suasana melankolis akan sangat sering melanda saya tahu pasti itu..
filmnya saja belum dimulai, saya sudah terkena serangan jantung ringan mendengar desas-desus PJ ini dan PJ itu ahh.. mereka membuat SA node ku menjadi terlalu sering dipakai karena tachycardi dan "sisa baterai" jantung untuk masa tua saya nanti akan semakin menipis seperti pasien geriatri yang terkena Sick Sinus Syndrome, saja..
selamat datang dikdas 13.. selamat datang adik baru..
pemandangan setahun lalu akan segera terputar kembali dengan mata hitam karena kurang tidur, wajah pucat, badan kurus dan tak terurus, afek datar, masuk ke kelas hanya untuk tidur, saya lebih pantas dikira hantu daripada seorang mahasiswi..
hhmmmmm... but,overall.. i will be so "not me" in this 1 month next.. in this 1-introduction-month.. saya sedang dan masih berusaha untuk menerima kenyataan berat ini tapi,tak apalah.. saya mencoba untuk ikhlas saja demi semuanya yang sudah percaya..
I'm starting to make a short-post-that-more-serious-than-my-usual-posts from now (!) I'm starting to try, i mean.. Yeah...i know.. Orang-orang yang pernah berkunjung ke blog ini pasti telah menyesal telah terjebak dan membuang-buang waktu mereka dengan membaca tulisan (atau lebih tepatnya: curhatan saya) yang kurang jelas So, i'm starting to make this shot!! Hehe... Terlalu berlebihan, kayaknya.. So, this is the "shot"...hehe..
Our environment problem nowadays, ternyata belum cukup dengan masalah emisi karbon, penipisan ozon, gas rumah kaca, the arising of sea level, illegal logging, deforestasi, climate change, dll yang sudah sangat sering kita dengar Saya sendiri baru 'berkenalan' bbrp waktu yang lalu dengan masalah baru kita: polusi cahaya
Kabarnya, saat ini polusi cahaya sudah menjadi masalah yang sangat 'menggerahkan' untuk banyak pihak Pemakaian cahaya di malam hari is too excessive, recently Tentu saja dikarenakan oleh masalah kemajuan teknologi, pertambahan penduduk, dan tentu saja pemukiman yang semakin banyak Sayangnya, cahaya-cahaya ini yang pada hakikatnya berfungsi untuk menerangi sekitar, malah menjadi berhamburan ke atas Pertama, hal ini mengganggu tugas para astronom yang butuh pekatnya malam untuk bekerja Bintang yang bersinar lemah tak lagi dapat terlihat jelas dari bumi Kedua, aktivitas makhluk nokturnal juga menjadi sedikit banyak terganggu Seringkali penyu-penyu yang fisiologisnya bertelur di tengah malam di lautan, menjadi 'bingung' dan kehilangan arah Burung-burung yang bermigrasi bahkan sering ditemukan mati karena menabrak gedung-gedung yang terang Ketiga, secara tidak langsung mempengaruhi siklus terang-gelap dan ritme bangun-tidur manusia Keempat, tentu saja berhubungan dengan masalah pemakaian listrik dan energi kita
Ada sebuah cara yang cukup membantu Yaitu dengan memasangkan lampu-lampu jalanan dengan tudung di atas nya Then, the light will only focus downward instead of burst upward Beberapa perumahan di negara2 luar telah banyak menggunakannya Dan ini tidak mengurangi intensitas cahaya yang diinginkan untuk menerangi jalanan
Kita seakan-akan telah menerangi malam dengan cahaya Kita telah menyalakan lampu untuk malam
Well, We should care about this.. Langit malam hari ini, besok, dan besoknya lagi, tak akan seindah langit malam kemarin